SYAIR PERJALANAN

by - December 15, 2017


MERANTAULAH
(Syair Imam Asy-Syafi’i)

ﻣﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻘﺎﻡ ﻟـﺬﻱ ﻋﻘـﻞٍ ﻭﺫﻱ ﺃﺩﺏٍ ﻣﻦ ﺭﺍﺣﺔ
Orang berilmu (pandai) dan beradab tidak akan diam di kampung halaman(nya).


ﺳﺎﻓﺮ ﺗﺠـﺪ ﻋﻮﺿـﺎً ﻋﻤـﻦ ﺗﻔﺎﺭﻗـﻪ
Pergilah (Merantaulah)! Akan engkau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman.


ﻭﺍﻧﺼﺐ ﻓﺈﻥ ﻟﺬﻳﺬ ﺍﻟﻌﻴﺶ ﻓﻲ
ﺍﻟﻨﺼـﺐ
Berlelah-lelah lah! Manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang!

ﺇﻧﻲ ﺭﺃﻳـﺖ ﻭﻗـﻮﻑ ﺍﻟﻤـﺎﺀ ﻳﻔﺴـﺪﻩ
Aku melihat air yang diam menjadi rusak, karena (dia) diam tertahan.

ﺇﻥ ﺳﺎﺡ ﻃﺎﺏ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺠﺮ ﻟﻢ ﻳﻄـﺐ
Jika (ia dapat) mengalir (maka ia akan) menjadi jernih,
jika (ia) tidak (dapat mengalir) dia akan (menjadi) keruh menggenang.

ﻭﺍﻷﺳﺪ ﻟﻮﻻ ﻓﺮﺍﻕ ﺍﻷﺭﺽ ﻣﺎ ﺍﻓﺘﺮﺳﺖ
Singa tidak akan pernah memangsa (buruannya), jika (dia) tidak meninggalkan sarang (nya).

ﻭﺍﻟﺴﻬﻢ ﻟﻮﻻ ﻓﺮﺍﻕ ﺍﻟﻘﻮﺱ ﻟﻢ ﻳﺼـﺐ
Anak panah jika tidak meninggalkan busur(nya), tak akan kena (pada) sasaran(nya).

ﻭﺍﻟﺸﻤﺲ ﻟﻮ ﻭﻗﻔﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻠﻚ
ﺩﺍﺋﻤـﻪ ًﻟﻤﻠﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﻋﺠـﻢ ﻭﻣـﻦ ﻋـﺮﺏ
Jika saja matahari (tetap) di orbitnya, tak bergerak dan terus diam.
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.

ﻭﺍﻟﺒﺪﺭ ﻟﻮﻻ ﺃﻓﻮﻝ ﻣﻨﻪ
ﻣﺎ ﻧﻈﺮﺕ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺣﻴﻦ ﻋﻴﻦ ﻣﺮﺗﻘﺐ
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman,
Orang-orang tak akan menunggu saat kemunculannya datang.

ﻭﺍﻟﺘﺒﺮ ﻛﺎﻟﺘﺮﺏ ﻣﻠﻘـﻲ
ﻓـﻲ ﺃﻣﺎﻛﻨـﻪ
Biji emas bagai tanah biasa, sebelum digali dari tambang.

ﻓـﺈﻥ ﺗﻐـﺮﺏ ﻫـﺬﺍ ﻋـﺰ ﻣﻄﻠـﺒـﻪ
Setelah diolah dan ditambang, manusia ramai memperebutkan.

ﻭﺍﻟﻌﻮﺩ ﻓﻲ ﺃﺭﺿﻪ ﻧﻮﻉ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻄـﺐ
Kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan.

ﻭﺇﻥ ﺗﻐـﺮﺏ ﺫﻟـﻚ ﻋـﺰ ﻛﺎﻟـﺬﻫـﺐ
Jika dibawa ke kota berubah mahal seperti emas.

Salah satu syair yang selalu menginspirasi saya untuk selalu melakukan perjalanan,
dan terus memperbaiki diri supaya mempunyai nilai sebagai manusia.
Bukankah sejatinya manusia diutus ke BUMI untuk menjadi KHALIFAH?
Bukan hanya untuk sekedar mati-hidup-mati lagi.

You May Also Like

0 comments